Senin, 09 November 2009

HASRAT UNTUK BERUBAH

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
aku bermimpi ingin mengubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku
kudapati bahwa
dunia tidak kunjung berubah.

Maka cita-cita itupun agak kupersempit,
lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
Namun tampaknya
hasrat itu pun tiada hasilnya.

Ketika usiaku semakin senja,
dengan semangatku yang masih tersisa,
kuputuskan untuk mengubah keluargaku.
Tetapi celakanya,
mereka pun tidak mau diubah !

Dan kini,
sementara aku berbaring saat ajal menjelang,
Tiba-tiba kusadari :
"Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku.
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan,
mungkin aku bisa mengubah keluargaku.

Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
Bisa jadi aku mampu memperbaiki negeriku;

Kemudian siapa tahu,
Aku bahkan bisa mengubah
dunia !"




Terukir di sebuah makam di westminster, Inggeris, 1100 M.

Rabu, 04 Februari 2009

Waspadai peningkatan kasus jiwa pasca pemilihan anggota legislatif

tinggal beberapa hari lagi kita akan melaksanakan pesta demokrasi pemilihan anggota legislatif baik pusat provinsi maupun daerah, kita sebagai masyarakat tentunya banyak berharap pada mereka sebagai wakil masyarakat di legislatif akan membawa perubahan yang lebik baik.
Fenomena maraknya wajah-wajah calon legislatif dapat kita lihat atau di jumpai sepanjang jalan atau di tempat-tempat yang strategi.
Dibalik wajah-wajah tersebut tersirat ambisi akan sesuatu yang mereka harapkan yaitu dapat terwujud menjadi anggota legislatif tentunya dengan segala hasil upaya/manuver yang mereka lakukan dengan konsekwensi dana yang tidak sedikit. Bagi caleg yang beruntung tentunya akan melenggang masuk dalam gedung legislatif dengan segala fasilitasnya yang nikmati sebagai hasil jerih payah sebelumnya. Bagaimana bagi caleg yang bernasib sial? akankah mereka legowo? bagaimana dengan baget mereka yang dikeluarkan, malukah mereka tidak jadi anggota dewan?siapkah mental mereka? Hal inilah merupakan stimulus/stresor yang kuat untuk dapat menyebabkan munculnya fenomena gangguan jiwa dampak dari suatu demokrasi yang tidak diimbangi dengan kuatnya fondasi mental yang sehat. prediksi saya mengatakan barangkali mungkin saja akan ada caleg yang gagal akan mengalami gagguan jiwa, baik itu gagguan alam perasaan/afektif, neurosa bahkan psikotik sekalipun.
sebab salah satu penyebab gagguan jiwa adalah psikososial gagalnya antara harapan/keinginan dengan kenyataan. Bila hal ini terjadi maka semakin banyaklah pula permasalahan kesehatan kita yang semakin komplek mulai HiV/Aids, flu burung,DHF, Rabies, Gizi buruk, penyakit akibat banjir,dan sebaginya, Semoga ini tidak terjadi.

(Eka Permana Amk)